BELI 1 GRATIS 2 PRESIDEN?
Penulis mau bahas
politik lagi nih, jangan bosen ya.
Apakah kamu pendukung
01 atau 02 mei lalu?. Jokowi atau Prabowo?. Apapun pilihan kamu kemarin, sudah
tidak berpengaruh lagi sekarang. Presiden terpilih sudah dilantik dan para
Menteri juga sudah dilantik. Uniknya dua calon Presiden yang bertarung dengan
sangat sengit kemarin sekarang sudah bersatu dalam pemerintahan. Makanya ada
banyak jokes seperti sale-sale di toko, “Beli 1 Gratis 2”
Sepanjang pertarungan
politik memperebutkan posisi nomor 1 di Indonesia, tidak pernah terjadi hal
seperti. Tidak pernah adanya orang-orang yang tadinya bersaing menjadi Presiden
lalu bersatu dalam satu pemerintahan. Yang satu menjadi Presiden dan yang lain
menjadi “pembantu” Presiden (Menteri).
Artikel Terkait : UNTUK APA JATAH MENTERI UNTUK GERINDRA
Dalam kebiasaan yang
sudah terjadi sepanjang sejarah di Indonesia, sang Presiden terpilih tidak
pernah menggaet lawannya untuk bergabung. Biasanya memang hubungan politik
tetap berusaha di jalin dengan baik walaupun pada akhirnya lawan dan partai
politik yang mengusungnya akan tetap berada di oposisi. Biasanya pula tidak
pernah ada seorang lawan politik yang menawarkan visi-misinya pada Presiden
terpilih. Dan dibiarkan saja menjadi posisi sebagai penyeimbang pemerintahan
yang sah. Maka dari itu kali ini menjadi menarik sekali.
Apakah ada yang kecewa
dengan keputusan ini?. Pasti ada. Apalagi buat mereka yang selama ini mendukung
dan membela salah satu calon yang terlalu fanatik, yang anak muda jaman
sekarang menyebutnya dengan “baper”. Bisa dibayangkan mereka yang selama ini
fanatik mendukung menggunakan berbagai macam cara hingga menghalalkan cara-cara
yang tidak sepatutnya. Menebarkan kampanye negatif untuk menurunkan
kredibilitas pribadi orang lain. Menghidupkan berbagai macam kebencian tanpa
mengingatkan apa esensi sebenarnya dalam semua ini. Mereka lah orang-orang yang
sangat kecewa dengan ini.
Kalau kita kembali lagi
dengan tujuan untuk kepentingan bangsa, seharusnya kita bisa memberi kesempatan
dalam perubahan nuansa politik semacam ini. Menang kalah dalam sebuah
pertandingan itu wajar. Yang menang tidak merendahkan yang kalah, dan yang
kalah menghargai yang menang. Kalau memang Jokowi dan Prabowo punya tujuan yang
sama dalam berbangsa, kenapa tidak mereka berkerja sama melakukanya.
Artikel Lain : UNTUK APA PEMBATASAN INTERNET DI JAKARTA DAN PAPUA?
Tipikal Jokowi memang
ingin selalu mendekati orang-orang yang bersebrangan. Bisa dilihat dari masa
kepemimpinannya ketika di kota Solo. Bagaimana beliau terbiasa kopi darat dulu,
mengajak banyak orang berkomunikasi dan berdiskusi tentang suatu permasalahan.
Permasalahan menggaet ini sudah biasa bagi gaya politik Jokowi.
Masa kini Prabowo yang
kalah dan tadinya bersebarangan dengan Jokowi dijadikan Menteri. Kalau dulu hal
serupa juga dilakukan. Ali Mochtar Ngabalin dikenal sekali dengan orang yang
paling semangat mengkritik Jokowi. Bahkan beliau pernah di dapuk menjadi juru
debat Prabow-Hatta pada pilpes 2014 lalu. Terus sekarang jadi tenaga ahli
kepresidenan.
Prabowo juga demikian.
Berulang kali Prabowo ini nakal untuk menjaga konsistensi lawan politik. Dalam
beberapa kali debat pilpres melawan Jokowi, Prabowo menyatakan kesetujuanya
dengan Jokowi. Tak ingin belagak tidak setuju padahal sebenarnya setuju.
Padahal dalam pertandingan politik, konsistensi menjadi lawan politik itu
memberikan peluang yang besar untuk mendapat suara. Kalau Prabowo menetapkan
diri untuk selalu bersebarangan dengan Jokowi, ini berguna untuk mendapatkan
suara bagi mereka yang selama ini tidak setuju dengan Jokowi.
Artikel Lain : MEMBICARAKAN KESEHATAN JOKER
Lalu dengan bersatunya
Jokowi dan Prabowo itu seperti Beli 1 Gratis 2 (Presiden) ?. Ya boleh saja sih
kita menganggap begitu. Itu salah satu sarkasme perpolitikan Indonesia. Tapi
itu menjadi pekerjaan rumah bagi Jokowi untuk membuktikan pada masyarakat, yang
Beli 1 Gratis 2 itu bukan Presidennya. Jokowi tetap memegang teguh menjadi
kepala negara dan Prabowo menjadi Menteri yang bertugas membantu Presiden
sebagai kepala negara. Dan Prabowo sendiri juga harus membuktikan bahwa
bergabungnya beliau dengan pemerintahan bukan cuma demi kepentingan politik 5
tahunan saja. Tapi Juga untuk kepentingan bangsa.
Jangan sampai ada 2
matahari yang membayangi pemerintahan kita. Semua pihak harus sadar dengan
posisi dan tugasnya masing-masing. Dan apa yang menjadi tugas masyarakat?.
Menjaga agar semuanya berjalan dengan ketentuan hukum yang berlaku. Mengawasi
Presiden dan Menterinya menjalankan tugas negara dan mengedepankan kepentingan
bangsa bukan kepentingan terselubung.
Baca juga artikel lain di : Dari Catatan
It's so hard for me to understand politics. Great discussion!
ReplyDeleteDon't try too hard to understand politics. Just go with the flow. Politics are so flexible
DeleteYa itulah politik, sebagai rakyat atau orang awam, kita tidak perlu begitu fanatik untuk mendukung pilihan kita, bahkan sampai adu fisik segala, toh akhir nya mereka di atas sana adem ayem saja, bahkan bisa jadi seperti sekarang ini...
ReplyDeleteBener banget. Enggak usah terlalu fanatik, kalau ujungnya buat kepentingan bersama
DeleteSaya gak gitu fanatik amat mbak... Syukur kl mereka ber 2 bisa bersatu... Mudah" an sih kedepannya Indonesia lbh baik.. Cmn ungkapan sederhana dr isi hati yg ga ngerti politik...
ReplyDeleteUngkapan sederhana yang berarti mbak
DeletePolitik di indonesia itu unik dan antik
ReplyDeleteBeda dengan politik yang ada diluar negeri sana.
Jika beda pendapat, bisa saling bunuh dan saling menyerang.
kalau disini, ya paling hanya ngomel dan ngedumel, entah itu di dunia nyata maupun dunia maya.
Yang membuat saya heran itum yang katanya ahli agama, jika berpolitik kok tampak kaku dan tegang. Kurang lentur, mudah marah-marah. Yang seharusnya kan bisa lembut dan santun.
Karena politik itu kan sifatnya kompromi, dan lentur.
Yap bener banget mas, politik itu flexibel sekali. Sayangnya yang mudah terbawa emosi dalam politik itu yang menggunakan politik identitas negatif. Kan lebih baik kalau kita berdebat politik yang baik ya
Deletehehehe saya ga terllalu membahas ini, tapi ya begitulah politik
ReplyDeletekayak film ya ...
DeleteUntunglah saya kemari milih Sandiaga Uno, soalnya ganteng bahahahahahahahaha.
ReplyDeleteKalau saya males terlalu memasukan di hati tentang politik, kecuali saya yang mau masuk politik.
Intinya, saya mendukung mana yang terbaik untuk negara ini, karena siapapun yang menang saya rasa tidak akan pernah memuaskan semua masyarakat Indonesia.
emang enggak perlu di masukin ke hati ya mba.
ReplyDelete