Posts

Showing posts from August, 2019

UNTUK APA PEMBATASAN INTERNET DI JAKARTA DAN PAPUA ?

Image
Selasa, 21 Mei 2019 dini hari, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan perolehan suara pemilihan umum pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019, penetapan yang dilakukan sehari lebih cepat dari batas maksimal yang telah di tetapkan oleh Undang-Undang (UU) yaitu 35 hari. Demo yang diharapkan damai berakhir ricuh. Tanggal 21 itu, ketika langit Jakarta semakin gelap, sejumlah titik vital di ibu kota tidak lagi kondusif. Sejumlah oknum tak bertanggung jawab menggiring para demonstran untuk bersikap lebih agresif. Kerusuhan terjadi hingga hari berikutnya. Sejumlah fasilitas publik di rusak, kantor-kantor meliburkan karyawanya, sekolah di liburkan, sanak saudara dihimbau untuk tidak keluar rumah bila tidak diperlukan apalagi ke tempat kerusuhan terjadi. Tidak berhenti sampai di sana, ratusan orang menderita luka dan 9 orang meninggal. Jakarta chaos. Kamis, 15 Agustus 2019 pagi hari sekelompok mahasiswa asal Papua di kota Malang terlibat adu mulut dengan sekelompok warga Malang,

Selamat Tinggal (DKI) Jakarta

Image
Setelah menimbulkan cukup banyak perbincangan dan permainan "tebak-tebakan" di kalangan masyarakat, akhirnya tertanggal 26 Agustus 2019 lalu Presiden RI Joko Widodo mengumumkan ibu kota akan dipindahkan ke Kalimantan Timur tepatnya Kabupaten Penajem Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara. Segera Jakarta akan segera kehilangan titel yang selama ini menjadi kebanggan penduduknya dan seakan menjadi kiblat warga Indonesia untuk kehidupan modern. Jakarta kemudian akan masuk menjadi deretan sejarah kota-kota yang dahulu sempat mencicipi titel "ibu kota". Terhitung pasca kemerdekaan, Indonesia telah beberapa kali mengganti ibu kota. Sejarah mencatat, 3 kota di Indonesia pernah memegang kebanggaan negara sebagai ibu kota, yaitu Yogyakarta, Bukit Tinggi dan Bireuen (Aceh). Namun demikian sejarah mengapa ke 3 kota tersebut menjadi ibu kota dikarenakan kondisi pasca kemerdekaan yang masih belum stabil dari penjajah. Berbeda hal nya dengan keputusan pem

"A Time To Kill" Novel Wajib Mahasiswa Hukum

Image
Buku-buku John Grisham merupakan bahan bacaan "wajib" non akademis bagi para mahasiswa hukum. Karena dalam setiap karyanya, pengarang kelahiran Arkansas tersebut selalu menyertakan pengetahuan-pengetahuan hukumnya, yang walaupun mempunyai latar belakang sistem hukum yang berbeda dengan Indonesia namun wajib untuk ketahui. Karyanya kali ini menceritakan tentang usaha seorang pengacara kulit putih, Jake Brigance, membela seorang kulit hitam, Carl Lee Hailey, yang menjadi tersangka pembunuhan. Buku dengan judul " A Time To Kill " ini benar-benar memberikan rasa percaya pada judul yang digunakan oleh pengarang.  Konflik yang terjadi tidak hanya tentang seorang pengacara yang membela tersangka kejahatan namun juga rasisme yang terjadi di masa lampau antara kulit hitam dan kulit putih. Mengapa seorang pengacara membela seorang penjahat? mengapa seorang kulit putih membela orang kulit hitam?.Seperti yang kita tau, Amerika di masa itu masih digeluti oleh perbedaan