Sumber :pixabay Memang unik hidup di tengah masyarakat yang mudah minta maaf, mudah minta pengampunan. Setelah secara serampangan berbuat seenak jidat. Seolah kata maaf hanya jadi rencana cadangan. Itu pun bagi mereka manusia yang cukup pintar untuk merencakan sebuah cadangan. Sayangnya, kata maaf bagai jadi cadangan yang tidak sengaja di rencakan, kemudian dilakukan karena jadi kebiasaan saja. Mari beramai-ramai berbuat kesalahan. "Ayo saja kita berbuat sesuatu, jangan dipikirkan dulu akibatnya. Namanya juga bercanda. Ini hanya sebagai hiburan. Saya emosi. Saya khilaf." Ironi melihat kata maaf jadi tak berharga padahal kata maaf jadi salah satu identitas untuk disebut "ramah". Negara yang ramah, katanya. Orangnya ramah-ramah, katanya. Menjunjung tinggi sopan santu, katanya. Apalagi kalau maaf nya disertai dengan materai Rp. 6000,-. Ditulis di kertas, bubuhkan identitas dan segaris bualan penyesalan lalu di tanda tangani. Kata maaf kemudian jad
Comments
Post a Comment