Selamat Tinggal (DKI) Jakarta




Setelah menimbulkan cukup banyak perbincangan dan permainan "tebak-tebakan" di kalangan masyarakat, akhirnya tertanggal 26 Agustus 2019 lalu Presiden RI Joko Widodo mengumumkan ibu kota akan dipindahkan ke Kalimantan Timur tepatnya Kabupaten Penajem Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara. Segera Jakarta akan segera kehilangan titel yang selama ini menjadi kebanggan penduduknya dan seakan menjadi kiblat warga Indonesia untuk kehidupan modern. Jakarta kemudian akan masuk menjadi deretan sejarah kota-kota yang dahulu sempat mencicipi titel "ibu kota".

Terhitung pasca kemerdekaan, Indonesia telah beberapa kali mengganti ibu kota. Sejarah mencatat, 3 kota di Indonesia pernah memegang kebanggaan negara sebagai ibu kota, yaitu Yogyakarta, Bukit Tinggi dan Bireuen (Aceh). Namun demikian sejarah mengapa ke 3 kota tersebut menjadi ibu kota dikarenakan kondisi pasca kemerdekaan yang masih belum stabil dari penjajah. Berbeda hal nya dengan keputusan pemindahan ibu kota kali ini ke Kalimantan.

Secara keseluruhan alasan pemindahan ibu kota kali ini dikarenakan kombinasi beban ibu kota yang sudah terlampau berat. Presiden dalam banyak kesempatan wawancara dengan berbagai media menyatakan beban Jakarta saat ini sudah terlampau berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa. Selain itu bukan menjadi rahasia umum lagi bila pulau jawa mempunyai beban kependudukan yang tidak sedikit, terlebih jakarta.

Berdasarkan data penduduk Indonesia tahun 2010, dari 237.641.326 juta penduduk Indonesia yang tersebar di 33 provinsi, DKI Jakarta menempati peringkat ke 4 provinsi dengan penduduk terpadat sebesar 9.607.787 menurut Badan Pusat Statistik. Peringkat kepadatan ini didukung pula oleh empat provinsi lainya dengan jumlah penduduk terpadat yang berada di pulau jawa. Sebagai provinsi yang memiliki jumlah wilayah tidak lebih besar dibandingkan empat provinsi lainya yang mempunyai kepadatan yang lebih besar, beban DKI Jakarta tentu bukan main. Namun apakah pemindahan ibu kota ini akan membantu permasalahan di pulau jawa terlebih Jakarta?

Sebuah ibu kota selalu mempunyai daya tarik sendiri. Ibu kota selalu mempunyai gengsi nya sendiri. Memindahkan ibu kota memang tidak semudah membalikkan telapak tangan dan memerlukan pekerjaan yang sulit, namun memberikan pemerataan kehidupan dalam setiap aspek di masyarakat bukankah juga penting?. Bila pemerintah bisa berhasil memindahkan nyala lampu yang telah berhasil diberikan Jakarta ke ibu kota baru, maka pemerintah pun dalam kemampunya harus mampu memberikan pemererataan kemakmuran masyarakatnya.

Terlepas dari berbagai kajian dan pendapat mengenai pemindahan ibu kota ini, sebuah keputusan telah diambil. Ibu kota akan pindah. Jakarta tidak akan lagi menjadi ibu kota, Jakarta tidak lagi akan menyadang titel bergensi. Selamat tinggal (DKI) Jakarta ....

Comments

Popular posts from this blog

CARA ORANG GILA MENGGUNAKAN KEMAJUAN DUNIA DIGITAL EKONOMI

VIRUS CORONA, KETAKUTAN DAN STATUS SOSIAL

HARGA SEBUAH MAAF