PEMUDA-PEMUDI DAN WARISAN KESEMPATAN




Para pemuda dan pemudi menjadi pemimpin. Ini bisa menjadi alasan untuk memberikan kesempatan memimpin bagi mereka yang umurnya dianggap muda. Tapi apa cukup alasan itu mengkontra pikiran seperti "masih muda dan bau kencur" dan "masih muda tau apa" ?. 

Sejarah kita memang jarang menuliskan pemuda dan pemudi dalam kepemimpinan. Harus diakui memang lebih banyak mereka yang dianggap tua dan berpengalaman yang menjadi tokoh bangsa. Tidak salah juga, umur juga bukan perkara baku untuk menjadi seorang tokoh bangsa. Namun sejarah juga memberikan porsi pada kalangan muda untuk bangsa ini. 

Agustus 1945 golongan pemuda mendesak Soekarno dan Hatta untuk dengan segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Penyebabnya? Jepang telah kalah dalam Perang Dunia II. Golongan pemuda sebagai golongan yang menuntut agar Indonesia merdeka dengan kaki sendiri. Bila tidak dengan desakan para pemuda saat itu mungkin kita tidak bisa merayakan kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Golongan pemuda saat itu melihat kesempatan untuk merdeka dan bertindak.

Baca Juga :BELI 1 GRATIS 2 PRESIDEN ?

20 tahun sebelumnya, para pemuda ini sadar bahwa yang dibutuhkan untuk melawan penjajah tidak hanya tekad namun persatuan. Menyatukan para pemuda dari berbagai latar belakang dan daerah dalam Kongres Pemuda II yang hasilnya kita kenal sekarang dengan Sumpah Pemuda. Perhimpunan pelajar dari seluruh Indonesia hadir di rumah milik orang Tionghoa untuk bersatu. Para pemuda saat itu punya tekad, cita-cita dan kesadaran untuk bangsa. 

Para pemuda dan orang-orang yang dianggap kiri ini tidak menunggu diberikan kesempatan. Tantangannya saat itu lebih berat bukan hanya membuktikan diri kepada mereka yang lebih tua tapi berhadapan dengan keadaan bangsa yang dijajah. Mereka membuat kesempatan. Mereka adalah kesempatan.

Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan masih berumur pertengahan 30 tahun ketika ditunjuk dan dilantik oleh Presiden Jokowi. Banyak yang sangsi? itu pasti. Diungkapkan sendiri oleh Nadiem saat memperingati Hari Sumpah Pemuda. Banyak yang mempertanyakan kemampuanya untuk memimpin sebuah Kementerian dan menjadi pembantu Presiden.

Namun Nadiem memiliki kesamaan yang dilakukan oleh para pemuda pada masa sebelum kemerdekaan. Membuat kesempatan. Nadiem menyatukan formula kekesalan kemacetan lalu lintas dan budaya transportasi asal-asalan masyarakat Indonesia, ojek. Dibuatlah Gojek yang kini menjadi salah satu perusahaan startup ternama di Indonesia. Siapa tidak tau Gojek, yang kemudian menjadi solusi kemacetan bagi konsumen dan juga keterjaminan harga bagi para partner driver ojek online ini.

Baca Juga :MEMBICARAKAN KESEHATAN MENTAL JOKER

Nadiem tidak sendiri. Bila Gojek berasal dari formula kemacetan dan transportasi, Bukalapak berasal dari formula sifat konsumtif pada media sosial ditambah pengusaha kecil dan menengah yang kebanyakan belum melek teknologi. Achmad Zacky mengubah persoalan kecil namun sentimental di lingkungan kita menjadi jawaban dari pertanyaan yang sebenarnya jarang disadari.

Perusahaan-perusahaan startup yang kini menjadi primadona bagi kalangan konsumen dan ekonom ini juga banyak di bangun oleh mereka yang masih dikatagorikan muda. Sebut saja Traveloka, Tokopedia dan masih banyak lagi. Berdasarkan data yang dihimpun dari laman katadata.co.id, startup di Indonesia banyak didirikan oleh mereka yang berusia 25-38 tahun, walaupun gender laki-laki masih mendomasi dibanding perempuan.

Para pemuda masa kini punya formulanya sendiri untuk membangun perusahaanya. Satu kesamaan mereka adalah membuat kesempatan. Hal yang sama yang telah dilakukan sejak dulu oleh para golongan pemuda. Tampaknya semangat inilah yang secara tidak disadari diwariskan kepada pemuda dan pemudi masa kini. 

Kesempatanlah yang membuat para perhimpunan pelajar dari segala penjuru bangsa Indonesia dulu untuk berkumpul dan bersatu mengalahkan perbedaan untuk mengalahkan tantangan penjajah. Kesempatan juga yang membuat para pemuda dan pemudi saat ini untuk mengubah kegelisahan hidup masyarakat menjadi sesuatu yang berguna.

Selamat Hari Sumpah Pemuda..



Baca artikel lain di :
Dari Catatan 

Comments

  1. Setujuuuuuuu!!!!

    Jadi ingat dulu saya menghabiskan waktu setahun melamar kerjaan, nggak ada yang nerima, semua minta pengalaman, sementara saya fresh graduate.

    Lah gimana mau berpengalaman kalau nggak ada yang kasih kesempatan?

    ReplyDelete
  2. Setuju, mereka yang membuat kesempatan, bukan menunggu kesempatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget mas. itu kayaknya yang harus kita tumbuhkan juga

      Delete
  3. Muda bukan berarti kurang pengalaman, muda bisa berarti banyak inovasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. kadang yang muda dianggap kurang berpengalaman padahal kalau mau diberi kesempatan yang muda berpeluang kasih pemikiran yang fresh kan ya

      Delete
  4. Selagi muda berkarya..💪. Saat tua nostalgia 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahah bener banget mba. semoga tua nanti kita bisa nostalgia dengan nyaman

      Delete
  5. Muda dan kreatif. Semoga bisa menbawa perubahan untuk pendidikan Indonesia.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

VIRUS CORONA, KETAKUTAN DAN STATUS SOSIAL

CARA ORANG GILA MENGGUNAKAN KEMAJUAN DUNIA DIGITAL EKONOMI

RAMUAN MENGHADAPI PANDEMI