TERORISME ITU BERBENTUK TINDAK PIDANA DAN BUDAYA
Sumber : Pixabay |
Jangan kaget membaca judulnya "TERORISME ITU BERBENTUK TINDAK PIDANA DAN BUDAYA". Karena memang begitu adanya. Jika kita selama ini mengira tindakan terorisme adalah hanya berbentuk tindak pidana, maka ada bentuk lain darinya yaitu budaya.
Rabu 13 November kemarin sebuah ledakan bom bunuh diri meledak di Mapolrestabes Medan. Sebuah pagi yang tidak menyenangkan tentunya bagi siapa saja yang pagi kemarin mengira bahwa paginya akan menjadi pagi yang biasa. Pada pagi hari saja berita mengenai tindakan terorisme itu sudah memenuhi semua timeline berita online. Breaking news media televisi berita pun selama berjam-jam mengabarkan informasi terbaru mengenai kejadian tersebut.
Ada dua bentuk setidaknya yang menggambarkan tindak terorisme belakangan ini:
Terorisme Dalam Bentuk Tindak Pidana
Berbicara mengenai tindak pidana sekiranya terorisme dalam negara ini sudah termasuk dalam kategori tindak pidana. Tau dari mana? mari kita lihat definisi terorisme di UU no 5 tahun 2018:
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Jika dirunut tindakan terorisme kemarin bukanlah kali pertama yang dialami oleh bangsa ini. Sebut saja tindak terorisme di Surabaya, Solo, Sarinah, Cirebon, dan lainya. Terorisme dalam bentuk tindak pidana ini telah menjadi momok besar bagi bangsa ini. Selama lebih kurang 17 tahun belakangan setidaknya ada 12 kali peristiwa bom bunuh diri di berbagai daerah.
Terorisme di kategorikan sebagai bentuk dari tindak pidana karena akibat yang dihasilkan dari tindakan tersebut tidak hanya merugikan sebagian pihak. Kerugian pertama yang dihasilkan oleh terorisme tentunya adalah korban langsung di tempat kejadian yang mengalami tidak hanya kerugian fisik dari luka ringan, berat bahkan hingga kehilangan nyawa juga kerugian mental yang terguncang.
Kerugian selanjutnya ialah fasilitas publik yang rusak akibat tindakan tersebut. Dan yang paling parah akibatnya dari tindakan terorisme ini adalah timbulnya ketakutan yang meluas bagi masyarakat lain. Dampak dari tindakan terorisme yang merugikan perseorangan, masyarakat banyak hingga kestabilan dan keamanan negara ini lah menjadi alasan mengapa terorisme dianggap dalam bentuk tindak pidana. Ada kepentingan masyarakat luas yang dirugikan.
Terorisme Dalam Bentuk Budaya
Jangan kaget bila terorisme dikategorikan berbentuk budaya. Selain penjelesan mengenai tindakan teror dalam bentuk tindak pidana, terorisme juga mempegaruhi pembentukan budaya kita.
Setiap kali ada tindakan terorisme yang terjadi pasti tidak asing bila kita menerima bentuk pesan singkat di telepon genggam bukan?. Entah memberikan update berita tentang kejadian sampai dengan mulai membagikan video hingga foto-foto dari tempat kejadian. Bahkan tanpa kita meminta pun dengan kecepatan dan kemudahan digital saat ini, informasi semacam itu datang sendirinya ke tangan kita.
Lalu mengapa terorisme dikatakan berbentuk budaya?. Seperti yang dijelaskan diatas tentang terorisme berbentuk tindak pidana, dikatakan bahwa terorisme adalah perbuatan yang menimbulkan "suasana teror atau rasa takut secara meluas". Tujuan utama dari terorisme adalah rasa takut dan ngeri. Rasa takut inilah yang kemungkinan secara tidak sadar juga kita lakukan.
Baca Juga : BELI 1 GRATIS 2 PRESIDEN?
Adanya yang berita yang masuk ke tangan kita lalu dengan mudahnya kita kirimkan kembali ke sanak saudara dengan niat awal mungkin ingin membagikan informasi. Tapi bila berita yang datang ke tangan kita tidak kita coba untuk cari tau dahulu hal ini bisa menimbulkan rasa takut dan ngeri kepada orang lain juga. Tidak hanya itu. Foto dan video yang dengan terang memperlihatkan kengerian dari korban maupun pelaku pun dengan mudah jatuh di tangan kita. Hal ini juga yang menibulkan rasa takut secara masal.
Itulah yang dimaksud dengan terorisme berbentuk budaya. Kebiasaan kita untuk menyebarkan berita, foto dan video yang belum terkonfirmasi kebenaranya dengan alasan ingin memberikan informasi menjadi budaya yang buruk. Kita memang tidak melakukan terorisme dalam bentuk pidana tapi tanpa sadar kita bisa melakukan tindakan terorisme dalam bentuk budaya.
Bila kita mendapat berita yang belum terkonfirmasi kebenaranya, tahan saja dulu, cari tau dahulu kebenaran dari berita tersebut. Saring sebelum sharing. Bila kita mendapatkan foto atau video yang mengandung unsur kekerasan dan kengerian tanpa sensor yang jelas, jangan dibagikan ke orang lain dan hapus.
Jangan mau menjadi bagian dari tindakan terorisme berbentuk budaya. Stop di kita.
Baca artikel lain di Dari Catatan
Waddeh...ini budaya yang ga perlu dibudidayakan..
ReplyDeletemenurut saya ini sudah terlanjur jadi budaya, tapi jangan semakin di budidayakan ya
DeleteMenciptakan rasa ketakutan inilah tujuan utamanya.
ReplyDeleteTapi bagaimana lagi, kalau berita kriminal, maupun teroris lebih cepat sekali diterima dan banyak pembacanya. Surat kabar jadi laku, web-web jadi banyak pengunjung.
Giliran berita yang isinya baik ,sepi sulit sekali diduitkan :D
yap, kalau dengan menyebarkan berita yang belum tentu kebenaranya bisa menimbulkan ketakutan, hampir sama dengan aksi fisik itu sendiri.
Deleterealitanya gini amat ya, berita yang baik dan bermanfaat malah kurang apresiasi. apakah kita memang lebih menikmati kabar buruk?.
terorisme adalah satu masalah mental ..
ReplyDeletepengidapnya sudah alami sakit jiwa yang kronik..
tempat yang sesuai kepada mereka ada penjara
saya setuju sih kalau pelaku terorisme merupakan tempat yang tepat untuk mereka. tapi sayanganya dalam beberapa kasus "penularan" tindakan yang mengarah pada indakan terorisme malah terjadi di dalam penjara itu sendiri.
Deletesepakat kl ada foto atau video yg blm jelas kebenarannya dan justru bikin provokasi mending hapusssss, aku juga selalu ngingetin ibuku masalah ini, soalnya ibu2 gampang bgt terpengaruh berita yg blm tentu benar, huhu
ReplyDeletewah bagus mba tindakannya. kalau kita udah mengerti ini, tugas kita selanjutnya ya mengingatkan orang lain juga. karena saya yakin banyak orang belum begitu paham tentang bahaya nya asal sharing dan post hal hal yang kebenaranya belum jelas.
Deleteberpikir dulu sebelum bertindak, menurut gw si itu yang sekarang harus di terapkan :D
ReplyDeletebetul sekali
DeleteTujuan utama dari terorisme adalah rasa takut dan ngeri....Bagaimana kalau semua media memboikot dgn tak memberitakannya (termasuk kita tak men-share beritanya), apakah terorisme bisa di lumpuhkan?
ReplyDeletekalau sama sekali tidak diberitakan ya tidak bisa juga melumpuhkan terorisme.
Deletecuma bedanya kalau "media" berita kan sudah punya kode etiknya sendiri ketika meliput berita. mereka sudah punya aturan hukumnya sendiri. beda halnya dengan "media" yang digunakan orang awam yang menurut saya seperti bola liar yang tidak bisa diprediksi arahnya,
Saya kalo dapet kiriman WA gambar atau video kaya gitu gak saya baca. Langsung saya hapus, wkwkwk
ReplyDeleteSowwreee
goodddddddddddddd
DeleteCmn kadang media dan pegiat ham menerapkan standar ganda saat melabel teroris.
ReplyDeleteitu memang jadi salah satu permasalahan yang sekarang ini perlu di luruskan sih ya. jangan sampai sembarangan dengan label teroris.
DeleteNggak ngerti sama teroris, pola pikirnya gimana kali... sebelnya lagi tuh mereka suka bawa2 embel2 agama..
ReplyDeletemereka mencoba menyentuh ideologi soalnya. bagian dari manusia yang paling personal, ya agama salah satunya. dengan begitu tujuan mereka mereka ini lebih mudah dituju.
DeleteKalo ngechat-ngechat tiap sebentar orang yang telat bayar hutang apakah termasuk terorismeeee?
ReplyDeleteyang tidak bayar hutang padahal janji bayarnya udah dari kapan tau, dia emang minta di teror
Deleteketika sudah terlanjur jadi budaya, ini yang susah. Iya nggak sih. Apalagi kalau sudah jadi kebiasaan, bukan hal mudah untuk dihilangkan.
ReplyDeletesusah banget. kebiasaan-kebiasaan yang negatif dibiarkan terus jadi budaya akan dianggap lumrah. ini yang bikin susah.
DeleteSaring before sharing ya, bukannya kebalik :D
ReplyDeleteKalau saya mensugesti diri, bahwa amat sangat memalukan menyebar berita hoax, pun juga kemakan hoax, jadi saya selalu cek ricek dulu setiap info yang saya terima :)